Sabtu, 05 April 2014

Bencana Ilmu dan Mengenal Ulama penjahat dan Ulama akhirat.

                           Bencana ilmu dan mengenal ulama penjahat dan ulama akhirat (3 ).
  Pada edisi ketiga ini aku tampilkan kembali ayat Alquran  dari surat Al a’rof  ayat 175- 176 berikut tafsirnya yang memberitahukan tentang contoh kasus ulama  assuu  atau ulama penjahat tersebut.
  Allah berfirman :
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ (175) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ  :176
Artinya : ‘’ Dan bacakanlah wahai Muhammad kepada mereka berita tentang orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya kemudian ia melepaskannya dan di ikuti oleh syaithan sampai tergoda sehingga jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.(175).
Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami angkat derajatnya dengan ayat-ayat itu tetapi dia cenderung kepada dunia dan menuruti keinginan hawa nafsunya ,maka perumpamaan nya seperti anjing jika kamu menghalaunya, anjing tersebut menjulurkan lidahnya,dan jika kamu membiarkan nya ia menjulurkan lidahnya juga.Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakaan ayat-ayat Kami,maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka  berfikir.( 176 ).

Penjelasan  atau  tafsir ayat-ayat ini:
Di dalam ayat ini  Allah memerintahkan NabiNya Muhammad    صلّى  الله عليه وسلّم    untuk membacakan kisah ulama dahulu  dari Bani Israil pada zaman Nabi Musa ‘Alayhis Salam yang diberi ilmu oleh Allah berupa ‘’ ISIM AL AKBAR atau ISIM AL A’DHOM’’ dimana kalau lafadz isim ini atau  kalimat ini di bacakan dalam do’anya maka doa’nya pasti dijamin terkabul oleh Allah. Orang ‘alim ini bernama Bal’am  Bin Ba’ura ,riwayat lain bernama Bal’am bin Ba’ir,seperti yang saya uraikan pada tulisanku edisi kedua itu.
Dalam riwayat Abdullah Bin Umar Radliallahu ‘Anhuma bahwa yang dimaksud orang yang diberi ilmu oleh Allah berupa ilmu syari’at  dari para Nabi atau ummat terdahulu ,kemudian mengetahui tentang Kenabian,tanda-tanda dan mu’jizatnya, tutur bahasanya fashih dan memiliki ilmu tentang ajaran-ajaran Allah yang lurus dalam Kitab –Kitab yang datang sebelum di utusnya Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam -Dia adalah seorang laki-laki  yang bernama Umayyah Bin Abi Asholt.Namun semua  itu tidak bermanfa’at sedikit pun bagi dirinya karena dia lebih memilih kekufuran dari pada iman kepada Nabi Muhammad Shallahu ‘Alayhi Wasallam.Bahkan orang ini malah membela,memuji-muji kaum musyrikin Mekkah dengan pembelaan membabi buta dan menangisi serta menyesali dengan penyesalan yang hebat terhadap kaum musyrikin yang mati terbunuh dalam peristiwa perang Badar kubro itu. قبه الله وجهه ولعنه  آمين  . ini berarti Umayyah Bin Abi Shalt diberi ilmu oleh Allah namun malah membuangnya ,lebih memilih menuruti hawa nafsunya,bergabung dengan kaum musyrikin didalam memusuhi dan memerangi Rasulullah  Shallallahu ‘alayhi Wasallam,ilmu agamanya ia tukar dengan duniai yang rendah sehingga hatinya sama sekali tidak merasa lapang dengan kedatangan  Islam maka akhirnya ia berada dalam kesesatan dan kehancuran dan dan ia termasuk golongan bersama orang-orang yang berada dalam kesesatan.
Demikian pula nasib yang menimpa seorang yang tadinya ‘alim minal ‘ulama yang bernama Bal’am Bin Ba’uura tersebut yang telah aku sebutkan salah satunya kisahnya itu.Dia diberi ayat-ayat Allah berupa Al ismul A’dhom atau Al ismul  Akbar yang dengannya segala do’a yang ia panjatkan pasti dikabulkan oleh Allah ,namun dia pergunakan karomah Allah tersebut justru untuk mendo’akan kejelekan kepada Nabi Musa dan para tentara atau sahabatnya.Dia tergoda oleh materi dunia berupa suap dan hadiah –hadiah menggiurkan  yang diberikan oleh  kaum jabbarin –kaum yang sangat durhaka kepada Allah pendukungnya- agar ia sudi mendo’akan kehancuran Nabi Musa dan tentaranya yang dianggap akan menjajah dan mengajaknya masuk islam.
Pada awalnya Imam Bal’am ini tetap teguh kokoh pendirian tidak mau memanjatkan do’a kehancuran untuk Nabi Musa karena dia tahu itu akan sangat berbahaya bagi kehidupan dirinya dunia dan akhiratnya.Ia bahkan sempat mengingatkan kaum Jabbarin ini bahwa mustahil Nabi Musa dan kaum mu minin yang bersamanya akan mempan di do’akan dengan kehancuran dan kebinasaan karena Beliau seorang Nabiyyulllah yang bersamanya para Malaikat dan kaum mu minin yang berada di tengah-tengah Nabi Musa ‘Alahis Salam ini.Namun rayuan ,godaan dan iming-iming duniawi berupa harta benda dari kaumnya dan desakan terus menerus sampai kaumnya yang durhaka ini ber ilhah-meng iba –iba- kepadanya , dan tidak cukup dengan itu,istri Bal’am pun di lobbinya dirayunya agar ia  dengan segala cara menggoda,sehingga  suaminya -Imam Bal’am- ini luluh hatinya  mau melakukan hal tersebut.Di dalam riwayat kisah ini bahkan si istri Bal’am diantara caranya agar Bal’am sang suami mau melakukannya,maka ia pura tidak mau berbakti melayani suaminya tersebut.
Akhirnya terfitnalah Bal ‘am ,hilanglah segala keteguhan hati dan kekuatan ilmu yang dimilikinya itu.Ia turuti kemauan istri dan kaumnya,mulailah ia nekad melancarkan do’a keramatnya dengan menggunakan Ismul A’dhom itu,ia salah gunakan.Dan ternyata hasilnya bukan kehancuran Nabi Musa ‘Alayhissalaam dan pengikutnya dan kebaikan Bal’am dan kaumnya ,namun yang terjadi sebaliknya,kehancuranlah yang mengenai Bal’am dan kaum nya yang jabbarin tersebut. Sesaat setelah Bal’am memanjatkan do’a kejelekan itu,terjulurlah lidah Bal’am keluar dari mulutnya sampai terjulur jatuh kedadanya.Bal’am makin menggila ,ia tambah nekad ,ia telah merasa hancur dunia dan akhiratnya,ia pun ingin binasa  bersama-sama.Dia kemudian mengeluarkan ilmu agamanya lagi untuk tujuan kejahatan. Ia buka rahasia lagi bahwa agar Nabi Musa ‘Alayhis Salam dan tentaranya darikaum muminin hancur,keluarkan seluruh gadis-gadis yang cantik –cantik jelita,persolek mereka dan bawakan barang dagangan  bersamanya kemudian suruh keluar berjalan gemulai depan pasukan Nabi Musa ‘Alayhis Salam,dan jangan sampai menolak ajakan senang-senang atau zina kalau pengikut Nabi Musa ‘Alayhis Salam menginginkan nya.Bal’am dengan ilmu dari Allah ini yaqin kalau sampai ini terjadi ya’ni perzinaan terjadi terang-terangan di tengah kaum pasti kaum tersebut dibinasakan oleh Allah.
Fatwa keji Bal’am inipun segera dilaksanakan oleh raja dan kaum nya yang Jabbarin ini.Dan terjadilah apa yang terjadi berupa kekejian dan kengerian yang menimpa pada sebagian kaum Nabi Musa ‘Alayhissalam –yang telah aku nukilkan terdahulu itu-akibat pengkhianatan seorang Bal’am seorang Imam dan Ulama besar namun kemudian menjadi ulama yang Assuu-ulama penjahat,pengikut hawa nafsu,dan ulama penghamba dunia.Dia pun menerima hukuman yang setimpal yang mengerikan pula akibat pengkhianatan nya kepada Allah,kepada Nabi Musa ‘alayhis Salam serta kaum mu minin pengikut setia Beliau ‘Alayhissalam.lidahnya terjulur keluar seperti anjing,bahkan keluar sampai terkulai ke atas dadanya,iapun  nekad sujud kepada syaitan ketika jatuh dari keledainya dan akhir kehidupannya sangat tragis ia mati dalam keadaan kafir kepada Allah mati dalam keadaan sujud kepada syaitan, ia lebih jelek keadaannya dari himar tunggangannya karena ketika himar tunggangannya itu terjatuh  justru sujud kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. نسأل الله السلامة والعافية من ذالك
Asyaikh Abdurrahman Assa’di di dalam menafsirkan ayat ini antara lain  mengatakan bahwa ayat ini disamping menghabarkan kisah oknum ulama tertentu- seperti yang sudah aku uraikan tentang ulah oknum  ‘ulama Bal’am itu-juga kata Syaikh pengertiannya dimungkinkan mencakup kepada setiap oknum yang telah Allah karunia ilmu agama kemudian ia campakkan ,ia buang ilmu yang telah di ketahuinya tersebut.
Berikut kami tampilkan tafsir lengkap dua ayat di atas menurut penafsiran Al imam Almufassir Asyaikh Abdurrahman Assa’di dalam kitab tafsir beliau ‘’Tafsir Karimir Rohman’’ tentang ayat in  { وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ * وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ * سَاءَ مَثَلا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ
يقول تعالى لنبيه صلى الله عليه وسلم: { وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا } [ ص 309 ] أي: علمناه كتاب اللّه، فصار العالم الكبير والحبر النحرير.
{ فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ } أي: انسلخ من الاتصاف الحقيقي بالعلم بآيات اللّه، فإن العلم بذلك، يصير صاحبه متصفا بمكارم الأخلاق ومحاسن الأعمال، ويرقى إلى أعلى الدرجات وأرفع المقامات، فترك هذا كتاب اللّه وراء ظهره، ونبذ الأخلاق التي يأمر بها الكتاب، وخلعها كما يخلع اللباس.
فلما انسلخ منها أتبعه الشيطان، أي: تسلط عليه حين خرج من الحصن الحصين، وصار إلى أسفل سافلين، فأزه إلى المعاصي أزا.
{ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ } بعد أن كان من الراشدين المرشدين.
وهذا لأن اللّه تعالى خذله ووكله إلى نفسه، فلهذا قال تعالى: { وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا } بأن نوفقه للعمل بها، فيرتفع في الدنيا والآخرة، فيتحصن من أعدائه.
{ وَلَكِنَّهُ } فعل ما يقتضي الخذلان، فَأَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ، أي: إلى الشهوات السفلية، والمقاصد الدنيوية. { وَاتَّبَعَ هَوَاهُ } وترك طاعة مولاه، { فَمَثَلُهُ } في شدة حرصه على الدنيا وانقطاع قلبه إليها، { كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ } أي: لا يزال لاهثا في كل حال، وهذا لا يزال حريصا، حرصا قاطعا قلبه، لا يسد فاقته شيء من الدنيا.
{ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا } بعد أن ساقها اللّه إليهم، فلم ينقادوا لها، بل كذبوا بها وردوها، لهوانهم على اللّه، واتباعهم لأهوائهم، بغير هدى من اللّه.
{ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ } في ضرب الأمثال، وفي العبر والآيات، فإذا تفكروا علموا، وإذا علموا عملوا.
Arti atau terjemahannya dalam bahasa Indonesianya kurang lebih demikian :
يقول تعالى لنبيه صلى الله عليه وسلم: { وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا } [ ص 309 ] أي: علمناه كتاب اللّه، فصار العالم الكبير والحبر النحرير
 Bacakanlah kepada mereka wahai Muhammad tentang berita seseorang telah diberi pengetahuan tentang Kitabullah sehingga dia menjadi seorang ulama besardan cerdik cendekia.
{ فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ } أي: انسلخ من الاتصاف الحقيقي بالعلم بآيات اللّه، فإن العلم بذلك، يصير صاحبه متصفا بمكارم الأخلاق ومحاسن الأعمال، ويرقى إلى أعلى الدرجات وأرفع المقامات.
‘’ maka tatkala ia melepaskan ilmu tersebut ya’ni melepaskan hakikat kandungan ilmu tentang ayat=ayat Allah dimana dengan ilmu tersebut menjadikan seseorang berakhlaq mulia dan beramal banyak kebajikan,terangkat derajat dan kedudukannya,

فترك هذا كتاب اللّه وراء ظهره، ونبذ الأخلاق التي يأمر بها الكتاب، وخلعها كما يخلع اللباس.
فلما انسلخ منها أتبعه الشيطان، أي: تسلط عليه حين خرج من الحصن الحصين، وصار إلى أسفل سافلين، فأزه إلى المعاصي أزا.
Namun ia malah membuang ilmunya itu kebelakang punggungnya dan ia tidak berakhlak mulia seperti yang di perintahkan oleh Alkitab ini, ketika ia membuang ilmunya itu maka ia di kuasai syaithan dan lepas dari benteng yang kokoh dan terjatulah kederajat yang paling rendah dan ia dihasung untuk selalu berbuat kema’shiyatan.

{ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ } بعد أن كان من الراشدين المرشدين
Dan dia akhirnya dalam keadaan tersesat atau binasa setelah sebelumnya berada di dalam golongan orang yang terbimbing dan membimbing orang lain di dalam kebenaran.
وهذا لأن اللّه تعالى خذله ووكله إلى نفسه، فلهذا قال تعالى: { وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا } بأن نوفقه للعمل بها، فيرتفع في الدنيا والآخرة، فيتحصن من أعدائه.
‘’Ini terjadi karena Allah telah menghinakannya dan menyerahkan kemampuan/urusan nya kepada orang itu sendiri,oleh karenanya Allah berfirman ‘’kalau Kami menghendaki niscaya Kami mengangkat derajatnya dengan ilmu tersebut ya’ni kami membimbingnya untuk mengerjakan amal di atas ilmu kemudian mengangkat kedudukannya di dunia dan di akhirat dan melindunginya dari ancaman musuh-musuhnya.
 { وَلَكِنَّهُ } فعل ما يقتضي الخذلان، فَأَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ، أي: إلى الشهوات السفلية، والمقاصد الدنيوية. { وَاتَّبَعَ هَوَاهُ } وترك طاعة مولاه، { فَمَثَلُهُ } في شدة حرصه على الدنيا وانقطاع قلبه إليها، { كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ } أي: لا يزال لاهثا في كل حال، وهذا لا يزال حريصا، حرصا قاطعا قلبه، لا يسد فاقته شيء من الدنيا.
Akan tetapi dia melakukan perbuatan yang menyebabkan kehinaan bagi dirinya sendiri ,ia cenderung memilih nafsu yang rendah dan maksud-maksud duniawiyah,tidak ta’at kepada pemilik/pelindungnya ya’ni  Allah,maka perumpamaan dia didalam tamaknya kepada dunia dan ketergantungan hatinya kepadanya  seperti seekor anjing yang selalu menjulurkan lidahnya dalam setiap keadaan,selalu tamak dan tertuju hatinya ,tidak tertutup sedikitpun hatinya dari keinginan dunia.
ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا } بعد أن ساقها اللّه إليهم، فلم ينقادوا لها، بل كذبوا بها وردوها، لهوانهم على اللّه، واتباعهم لأهوائهم، بغير هدى من اللّه.
Itulah permisalan kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami setelah Allah karuniakan kepadanya ayat-ayat atau ilmu tersebut tetapi mereka tidak terbimbing dengannya bahkan mereka mendustakan dan menolaknya  karena  mereka meremehkan Allah dan mengikuti hawa nafsu yang tidak terbimbing di atas petunjuk Allah.

{ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ } في ضرب الأمثال، وفي العبر والآيات، فإذا تفكروا علموا، وإذا علموا عملوا.
‘’Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir di dalam memahami permisalan,pelajaran-pelajaran dan ayat-ayat Allah.Apabila mereka mau berfikir niscaya mereka akan mengetahui,apabila mengetahui niscaya akan mengamalkan apa yang telah diketahuinya...sekian penukilanku tentang penafsiran ayat yersebut dari tafsir Assa’di. Wallahu a’lam bishowaab.selesai Alhamdulillah tulisan edisi 3.
اللهمّ تقبّل منّا إنّك سميع الدعاء وتب عليّ إنّك أنت توّاب الرحيم.وأخر دعوانا أن الحمد لله ربّ العالمين.

Bersambung ...insya Allah.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar