Bencana
ilmu dan mengenal ulama penjahat dan ulama akhirat (3 ).
Pada edisi ketiga ini aku tampilkan kembali
ayat Alquran dari surat Al a’rof ayat 175- 176 berikut tafsirnya yang
memberitahukan tentang contoh kasus ulama
assuu atau ulama penjahat
tersebut.
Allah berfirman :
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ
الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ
مِنَ الْغَاوِينَ (175) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى
الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ
يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا
فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
:176
Artinya : ‘’ Dan bacakanlah wahai Muhammad kepada mereka
berita tentang orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya kemudian
ia melepaskannya dan di ikuti oleh syaithan sampai tergoda sehingga jadilah dia
termasuk orang-orang yang sesat.(175).
Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami angkat
derajatnya dengan ayat-ayat itu tetapi dia cenderung kepada dunia dan menuruti
keinginan hawa nafsunya ,maka perumpamaan nya seperti anjing jika kamu
menghalaunya, anjing tersebut menjulurkan lidahnya,dan jika kamu membiarkan nya
ia menjulurkan lidahnya juga.Demikianlah perumpamaan orang-orang yang
mendustakaan ayat-ayat Kami,maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir.( 176 ).
Penjelasan
atau tafsir ayat-ayat ini:
Di dalam ayat ini
Allah memerintahkan NabiNya Muhammad
صلّى
الله عليه وسلّم untuk membacakan kisah
ulama dahulu dari Bani Israil pada zaman
Nabi Musa ‘Alayhis Salam yang diberi ilmu oleh Allah berupa ‘’ ISIM AL AKBAR
atau ISIM AL A’DHOM’’ dimana kalau lafadz isim ini atau kalimat ini di bacakan dalam do’anya maka doa’nya
pasti dijamin terkabul oleh Allah. Orang ‘alim ini bernama Bal’am Bin Ba’ura ,riwayat lain bernama Bal’am bin
Ba’ir,seperti yang saya uraikan pada tulisanku edisi kedua itu.
Dalam riwayat Abdullah Bin Umar Radliallahu ‘Anhuma bahwa
yang dimaksud orang yang diberi ilmu oleh Allah berupa ilmu syari’at dari para Nabi atau ummat terdahulu ,kemudian
mengetahui tentang Kenabian,tanda-tanda dan mu’jizatnya, tutur bahasanya fashih
dan memiliki ilmu tentang ajaran-ajaran Allah yang lurus dalam Kitab –Kitab
yang datang sebelum di utusnya Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam -Dia
adalah seorang laki-laki yang bernama
Umayyah Bin Abi Asholt.Namun semua itu
tidak bermanfa’at sedikit pun bagi dirinya karena dia lebih memilih kekufuran
dari pada iman kepada Nabi Muhammad Shallahu ‘Alayhi Wasallam.Bahkan orang ini
malah membela,memuji-muji kaum musyrikin Mekkah dengan pembelaan membabi buta
dan menangisi serta menyesali dengan penyesalan yang hebat terhadap kaum
musyrikin yang mati terbunuh dalam peristiwa perang Badar kubro itu. قبه الله وجهه ولعنه آمين . ini berarti Umayyah Bin Abi Shalt diberi
ilmu oleh Allah namun malah membuangnya ,lebih memilih menuruti hawa
nafsunya,bergabung dengan kaum musyrikin didalam memusuhi dan memerangi
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi Wasallam,ilmu
agamanya ia tukar dengan duniai yang rendah sehingga hatinya sama sekali tidak
merasa lapang dengan kedatangan Islam
maka akhirnya ia berada dalam kesesatan dan kehancuran dan dan ia termasuk
golongan bersama orang-orang yang berada dalam kesesatan.
Demikian pula nasib yang menimpa seorang yang tadinya
‘alim minal ‘ulama yang bernama Bal’am Bin Ba’uura tersebut yang telah aku
sebutkan salah satunya kisahnya itu.Dia diberi ayat-ayat Allah berupa Al ismul
A’dhom atau Al ismul Akbar yang
dengannya segala do’a yang ia panjatkan pasti dikabulkan oleh Allah ,namun dia
pergunakan karomah Allah tersebut justru untuk mendo’akan kejelekan kepada Nabi
Musa dan para tentara atau sahabatnya.Dia tergoda oleh materi dunia berupa suap
dan hadiah –hadiah menggiurkan yang diberikan
oleh kaum jabbarin –kaum yang sangat
durhaka kepada Allah pendukungnya- agar ia sudi mendo’akan kehancuran Nabi Musa
dan tentaranya yang dianggap akan menjajah dan mengajaknya masuk islam.
Pada awalnya Imam Bal’am ini tetap teguh kokoh pendirian
tidak mau memanjatkan do’a kehancuran untuk Nabi Musa karena dia tahu itu akan
sangat berbahaya bagi kehidupan dirinya dunia dan akhiratnya.Ia bahkan sempat
mengingatkan kaum Jabbarin ini bahwa mustahil Nabi Musa dan kaum mu minin yang
bersamanya akan mempan di do’akan dengan kehancuran dan kebinasaan karena
Beliau seorang Nabiyyulllah yang bersamanya para Malaikat dan kaum mu minin
yang berada di tengah-tengah Nabi Musa ‘Alahis Salam ini.Namun rayuan ,godaan
dan iming-iming duniawi berupa harta benda dari kaumnya dan desakan terus menerus
sampai kaumnya yang durhaka ini ber ilhah-meng iba –iba- kepadanya , dan tidak
cukup dengan itu,istri Bal’am pun di lobbinya dirayunya agar ia dengan segala cara menggoda,sehingga suaminya -Imam Bal’am- ini luluh hatinya mau melakukan hal tersebut.Di dalam riwayat
kisah ini bahkan si istri Bal’am diantara caranya agar Bal’am sang suami mau
melakukannya,maka ia pura tidak mau berbakti melayani suaminya tersebut.
Akhirnya terfitnalah Bal ‘am ,hilanglah segala keteguhan
hati dan kekuatan ilmu yang dimilikinya itu.Ia turuti kemauan istri dan
kaumnya,mulailah ia nekad melancarkan do’a keramatnya dengan menggunakan Ismul
A’dhom itu,ia salah gunakan.Dan ternyata hasilnya bukan kehancuran Nabi Musa
‘Alayhissalaam dan pengikutnya dan kebaikan Bal’am dan kaumnya ,namun yang
terjadi sebaliknya,kehancuranlah yang mengenai Bal’am dan kaum nya yang
jabbarin tersebut. Sesaat setelah Bal’am memanjatkan do’a kejelekan
itu,terjulurlah lidah Bal’am keluar dari mulutnya sampai terjulur jatuh
kedadanya.Bal’am makin menggila ,ia tambah nekad ,ia telah merasa hancur dunia
dan akhiratnya,ia pun ingin binasa
bersama-sama.Dia kemudian mengeluarkan ilmu agamanya lagi untuk tujuan
kejahatan. Ia buka rahasia lagi bahwa agar Nabi Musa ‘Alayhis Salam dan tentaranya
darikaum muminin hancur,keluarkan seluruh gadis-gadis yang cantik –cantik
jelita,persolek mereka dan bawakan barang dagangan bersamanya kemudian suruh keluar berjalan
gemulai depan pasukan Nabi Musa ‘Alayhis Salam,dan jangan sampai menolak ajakan
senang-senang atau zina kalau pengikut Nabi Musa ‘Alayhis Salam menginginkan
nya.Bal’am dengan ilmu dari Allah ini yaqin kalau sampai ini terjadi ya’ni
perzinaan terjadi terang-terangan di tengah kaum pasti kaum tersebut
dibinasakan oleh Allah.
Fatwa keji Bal’am inipun segera dilaksanakan oleh raja
dan kaum nya yang Jabbarin ini.Dan terjadilah apa yang terjadi berupa kekejian
dan kengerian yang menimpa pada sebagian kaum Nabi Musa ‘Alayhissalam –yang
telah aku nukilkan terdahulu itu-akibat pengkhianatan seorang Bal’am seorang
Imam dan Ulama besar namun kemudian menjadi ulama yang Assuu-ulama
penjahat,pengikut hawa nafsu,dan ulama penghamba dunia.Dia pun menerima hukuman
yang setimpal yang mengerikan pula akibat pengkhianatan nya kepada Allah,kepada
Nabi Musa ‘alayhis Salam serta kaum mu minin pengikut setia Beliau
‘Alayhissalam.lidahnya terjulur keluar seperti anjing,bahkan keluar sampai
terkulai ke atas dadanya,iapun nekad
sujud kepada syaitan ketika jatuh dari keledainya dan akhir kehidupannya sangat
tragis ia mati dalam keadaan kafir kepada Allah mati dalam keadaan sujud kepada
syaitan, ia lebih jelek keadaannya dari himar tunggangannya karena ketika himar
tunggangannya itu terjatuh justru sujud
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. نسأل الله السلامة والعافية من ذالك
Asyaikh Abdurrahman Assa’di di dalam menafsirkan ayat ini
antara lain mengatakan bahwa ayat ini
disamping menghabarkan kisah oknum ulama tertentu- seperti yang sudah aku
uraikan tentang ulah oknum ‘ulama Bal’am
itu-juga kata Syaikh pengertiannya dimungkinkan mencakup kepada setiap oknum
yang telah Allah karunia ilmu agama kemudian ia campakkan ,ia buang ilmu yang
telah di ketahuinya tersebut.
Berikut kami tampilkan tafsir lengkap dua ayat
di atas menurut penafsiran Al imam Almufassir Asyaikh Abdurrahman Assa’di dalam
kitab tafsir beliau ‘’Tafsir Karimir Rohman’’ tentang ayat in { وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ
الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ
مِنَ الْغَاوِينَ * وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى
الأرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ
يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا
فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ * سَاءَ مَثَلا الْقَوْمُ الَّذِينَ
كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ
يقول تعالى لنبيه صلى الله عليه وسلم: { وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي
آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا } [ ص 309 ] أي: علمناه كتاب اللّه، فصار العالم الكبير والحبر
النحرير.
{ فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ } أي: انسلخ من الاتصاف
الحقيقي بالعلم بآيات اللّه، فإن العلم بذلك، يصير صاحبه متصفا بمكارم الأخلاق ومحاسن
الأعمال، ويرقى إلى أعلى الدرجات وأرفع المقامات، فترك هذا كتاب اللّه وراء ظهره، ونبذ
الأخلاق التي يأمر بها الكتاب، وخلعها كما يخلع اللباس.
فلما انسلخ منها أتبعه الشيطان، أي: تسلط عليه حين خرج من الحصن الحصين،
وصار إلى أسفل سافلين، فأزه إلى المعاصي أزا.
{ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ } بعد أن كان من الراشدين المرشدين.
وهذا لأن اللّه تعالى خذله ووكله إلى نفسه، فلهذا قال تعالى: { وَلَوْ
شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا } بأن نوفقه للعمل بها، فيرتفع في الدنيا والآخرة، فيتحصن
من أعدائه.
{ وَلَكِنَّهُ } فعل ما يقتضي الخذلان، فَأَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ، أي:
إلى الشهوات السفلية، والمقاصد الدنيوية. { وَاتَّبَعَ هَوَاهُ } وترك طاعة مولاه،
{ فَمَثَلُهُ } في شدة حرصه على الدنيا وانقطاع قلبه إليها، { كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ
تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ } أي: لا يزال لاهثا في كل حال،
وهذا لا يزال حريصا، حرصا قاطعا قلبه، لا يسد فاقته شيء من الدنيا.
{ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا } بعد أن
ساقها اللّه إليهم، فلم ينقادوا لها، بل كذبوا بها وردوها، لهوانهم على اللّه، واتباعهم
لأهوائهم، بغير هدى من اللّه.
{ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ } في ضرب الأمثال، وفي العبر والآيات، فإذا تفكروا علموا، وإذا علموا
عملوا.
Arti atau terjemahannya dalam bahasa Indonesianya kurang
lebih demikian :
يقول تعالى لنبيه صلى الله
عليه وسلم: { وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا } [ ص 309 ]
أي: علمناه كتاب اللّه، فصار العالم الكبير والحبر النحرير
Bacakanlah kepada
mereka wahai Muhammad tentang berita seseorang telah diberi pengetahuan tentang
Kitabullah sehingga dia menjadi seorang ulama besardan cerdik cendekia.
{ فَانْسَلَخَ
مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ } أي: انسلخ من الاتصاف الحقيقي بالعلم بآيات اللّه،
فإن العلم بذلك، يصير صاحبه متصفا بمكارم الأخلاق ومحاسن الأعمال، ويرقى إلى أعلى الدرجات
وأرفع المقامات.
‘’ maka tatkala ia
melepaskan ilmu tersebut ya’ni melepaskan hakikat kandungan ilmu tentang
ayat=ayat Allah dimana dengan ilmu tersebut menjadikan seseorang berakhlaq
mulia dan beramal banyak kebajikan,terangkat derajat dan kedudukannya,
فترك هذا كتاب اللّه وراء ظهره، ونبذ الأخلاق التي يأمر بها الكتاب، وخلعها
كما يخلع اللباس.
فلما انسلخ منها أتبعه الشيطان، أي: تسلط عليه حين خرج من الحصن الحصين،
وصار إلى أسفل سافلين، فأزه إلى المعاصي أزا.
Namun ia malah membuang ilmunya itu kebelakang
punggungnya dan ia tidak berakhlak mulia seperti yang di perintahkan oleh
Alkitab ini, ketika ia membuang ilmunya itu maka ia di kuasai syaithan dan
lepas dari benteng yang kokoh dan terjatulah kederajat yang paling rendah dan
ia dihasung untuk selalu berbuat kema’shiyatan.
{ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ
} بعد أن كان من الراشدين المرشدين
Dan dia akhirnya dalam keadaan tersesat atau binasa
setelah sebelumnya berada di dalam golongan orang yang terbimbing dan
membimbing orang lain di dalam kebenaran.
وهذا لأن اللّه تعالى خذله ووكله إلى نفسه، فلهذا قال تعالى: { وَلَوْ
شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا } بأن نوفقه للعمل بها، فيرتفع في الدنيا والآخرة، فيتحصن
من أعدائه.
‘’Ini terjadi karena
Allah telah menghinakannya dan menyerahkan kemampuan/urusan nya kepada orang
itu sendiri,oleh karenanya Allah berfirman ‘’kalau Kami menghendaki niscaya
Kami mengangkat derajatnya dengan ilmu tersebut ya’ni kami membimbingnya untuk
mengerjakan amal di atas ilmu kemudian mengangkat kedudukannya di dunia dan di
akhirat dan melindunginya dari ancaman musuh-musuhnya.
{ وَلَكِنَّهُ } فعل ما يقتضي
الخذلان، فَأَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ، أي: إلى الشهوات السفلية، والمقاصد الدنيوية.
{ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ } وترك طاعة مولاه، { فَمَثَلُهُ } في شدة حرصه على الدنيا وانقطاع
قلبه إليها، { كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ
يَلْهَثْ } أي: لا يزال لاهثا في كل حال، وهذا لا يزال حريصا، حرصا قاطعا قلبه، لا
يسد فاقته شيء من الدنيا.
Akan tetapi dia melakukan perbuatan yang menyebabkan
kehinaan bagi dirinya sendiri ,ia cenderung memilih nafsu yang rendah dan
maksud-maksud duniawiyah,tidak ta’at kepada pemilik/pelindungnya ya’ni Allah,maka perumpamaan dia didalam tamaknya
kepada dunia dan ketergantungan hatinya kepadanya seperti seekor anjing yang selalu menjulurkan
lidahnya dalam setiap keadaan,selalu tamak dan tertuju hatinya ,tidak tertutup
sedikitpun hatinya dari keinginan dunia.
ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا } بعد أن ساقها
اللّه إليهم، فلم ينقادوا لها، بل كذبوا بها وردوها، لهوانهم على اللّه، واتباعهم لأهوائهم،
بغير هدى من اللّه.
Itulah permisalan kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami
setelah Allah karuniakan kepadanya ayat-ayat atau ilmu tersebut tetapi mereka
tidak terbimbing dengannya bahkan mereka mendustakan dan menolaknya karena mereka meremehkan Allah dan mengikuti hawa
nafsu yang tidak terbimbing di atas petunjuk Allah.
{ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ } في ضرب الأمثال، وفي العبر والآيات، فإذا تفكروا علموا، وإذا علموا
عملوا.
‘’Maka ceritakanlah
kisah-kisah itu agar mereka berfikir di dalam memahami permisalan,pelajaran-pelajaran
dan ayat-ayat Allah.Apabila mereka mau berfikir niscaya mereka akan
mengetahui,apabila mengetahui niscaya akan mengamalkan apa yang telah
diketahuinya...sekian penukilanku tentang penafsiran ayat yersebut dari tafsir
Assa’di. Wallahu a’lam bishowaab.selesai Alhamdulillah tulisan edisi 3.
اللهمّ تقبّل
منّا إنّك سميع الدعاء وتب عليّ إنّك أنت توّاب الرحيم.وأخر دعوانا أن الحمد لله
ربّ العالمين.
Bersambung ...insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar